Rabu, 06 April 2016

Jatidiri Pertiwi

----

selamat pagi ibu pertiwi
yang semakin tua dalam arogansi
oleh para mereka yang berdasi
demi kepentingan mereka pribadi

entah mau dibawa kemana negeri ini
ekspansi korupsi yang sudah merasuki sanubari
semua berujung usus dua belas jari
semoga segera kembali
jati diri dan revolusi bumi pertiwi

----

Jefri Yoseph

Amaranth

kabut malam menemani,sisi lain diriku
yang bersembunyi dibalik getisnya jiwa
bagai sukma yg sedang memilah kehidupan
takdir yg menabir langkah2ku
mulai tersingkap dan menampakkan diri

seiring waktu berjalan,surga yg kucari
masih ingin bersembunyi dan menanti perjuanganku
misteri apalagi yg akan berjumpa dan mengenalkanku padamu
terkadang akal sehat berumur pendek
dan mati ditikam penyesalan
diriku mendagi dan memunculkan neraka kecil

sampai kapan kau bersembunyi
wahai surgaku
padamkanlah neraka ini
dan ajaklah dia untuk melahirkan
kedamaian sejati

sekiranya dirimu tak sudi
bantulah diriku dengan secuil harapan
kalau kau memang masih ada
wahai surgaku

-----------------

Agung Samudra



Dimensi Arogan

---
Kegelisahan ini semakin membara
Ketika kuamati sekelilingku
Nampak jelas ketidakpedulian
Terhadap cukong yg merantai lidah2 kaum munafik

Kata apatis tidak cukup untuk menggambarkannya
Semakin lawa jiwa ini gelisah untuk meraungkan semangat kebebasan
Prihatin sudah tidak cocok untuk menjadi sebab kekecewaan
Petinggi yg merasa jumawa terhadap kedudukannya
Masih saja bergumam atas nama kebaikan dan keadilan

Mereka tak juga dapat menghadirkan keduanya
KEBENARAN yang dapat membungkam KEMUNAFIKAN
Telinga dan hati ini sudah muak dengan omong kosong yang disuarakan
Kritik mereka anggap sebagai suatu hal yg harus dimusnahkan
Hanya AKSI NYATA yang dapat menjadi tombak untuk melawan

Satukanlah

----

satukanlah dirimu semua
seluruh rakyat senasib serasa
susah senang dirasa sama
bangun bangunlah segera

satukanlah berai jemarimu
kepalkanlah dan jadikan tinju
bara luka jadikan palu
kupukul lawan tak perlu meragu

---

'kabar untuk anak'


anakku,aku tidak bisa memberi apa2
hanyalah bunyi genderang perang kabar dari ayahmu
saat ini aku berada di persimpangan jalan
apakah aku harus memilih berjalan diatas kebenaran ataukah kedamaian
ternyata aku memilih kebenaran

biarpun kebenaran itu penuh darah dan nanah
apalah arti kedamaian kalau hanya menjadi budak
tidak anakku
kalian tidak boleh menjadi budak di negeri sendiri
mereka sengaja memberikan mimpi tentang kedamaian
sementara kebenaran telah dirobek2
jiwa dan raga kita telah tercabik2 terbuang dalam lautan debu yg sangat hitam
anakku
biarpun aku rindu
rindu untuk memelukmu
rindu untuk membelaimu
rindu untuk menumpahkan kasih sayang
namun aku relakan kerinduan ini
untuk tetap berjuang
apabila di tengah padang terdengar suara genderang
disanalah ayahmu mengangkat pedang
anakku
apabila aku harus mati nanti
dengarlah kata2ku ini
kebenanran tdk akan pernah terwujud
kalo tidak kita rebut


---
jangan mau dijajah
jangan mau ditindas
jiwa dan pikiran kita

hari terus berganti
haruskah kalah lagi
sang penindas harus pergi
tuk hari esok yg lebih baik

pasti menang
harus menang
rakyat berjuang
pasti menang
harus menang
rakyat merdeka
2x

Sajak Tanpa Kata

----

marilah kawan kau bangkit bersama
rebut hakmu yg diramapas

jangan biarkan mereka menjarah
keringat petani di desa
hey kau yg terlelap bangunlah segera
singsingkan lengan bajumu

jangan biarkan mereka menghisap keringat buruh di pabrik kota
tak mungkin berubah begitu saja tanpa kita mau berusaha
tak ada perjuangan yg siasia
yakinlah penindas pasti binasa

----

sajak tanpa kata

inilah kata2ku yg pertama
biarlah negeri ini hancur
sebab negeri ini sudah carut marut tak karuan
para senimannya asyik beronani dengan seninya
para elit politiknya ribut tak karuan
mulutnya berbusa
sedangkan tangannya yg hitam bergentayangan kemana saja
mereka bersilat lidah

menyembunyikan tangannya yg berlumur darah
dengan meminjam bait2 suci tuhan
negeri ini sudah tak bertuan kawan
sebab para penguasa sibuk bersuara tanpa makna
karena itu kita mesti kepalkan tinju
memukul mulut mereka yg mau
memotong tangan merkea yg penuh dengan  dosa
apa lagi yg kita tunggu
menunggu takkan pernah meghasilkan apa2
selama badut2 itu masih bisa kentut
kita pasti akan ditikamdari belakang
selama badut2 itu masih bernapas kita pasti digilas
mari bersama2 kita lemparkan mereka ke kantong sampah
kita benamkan ke lumpur hitam agar mereka diam tak bersuara
lalu mati tak bertenaga

---



Sajak Bintang Merah

----

marilah kawan semua
kerabat atau saudara yg masih peduli rakyat semua
janganlah mau dijajah janganlah mau ditindas
kini saatnya bangkit melawan
karena kita tlah di rampas
karena kita tlah di tindas
oleh rezim yg haus kekuasaan

bukan saatnya terdiam
bukannya saatnya terlena
kini saatnya bangkit melawan

jangan biarkan kita semakin terhisap saja
mari bersama bersatu kita turun kejalan
mahasiswa,buruh tani,dan kaum miskin kota semua
jangan takut jangan ragu lepaskan suara tuntutanmu

----

sajak bintang merah
kalau kain merah sudah kami bentangkan
itu pertanda arah kami sudah bergolak
karena amarah dalam dada
karena sebuah penindasan
kalau bintang merah sudah di tengah
itu pertanda kami bangkit dan melakukan perlawanan
apa yg membuatmu dirimu ketakutan
ketakutan hanyalah bayang2 yg sangat menakutkan
memang keberanian harus dilatih kawan
kalau tidak,kita akan selalu ditindas
penindasan itu akan selalu datang
penindasan demi penindasan kalau kita tidak berani melawan bayang2 matilah kita dalam sebuah proses kehidupan

----

Pesan sang ibu


tatkala aku menyarungkan pedang
dan tersimpuh diatas pangkuannya
tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
tangannya yg halus mulus membelai kepalaku
bergetarlah s'luruh jiwa ragaku
musnahlah seluruh api semangat juangku

namun sang ibu berkata
anakku sayang
apabila kakimu sudah melangkah ditengah padang
tancapkanlah kakimu dalam2
dan tetaplah terus bergumam
sebab gumam adalah mantra dari dewa2
gumam mengandung ribuan makna
apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
maka gumam akan berubah menjadi teriakan2
yg nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yg besar
yg nantinya akan mampu merobohkan istana yg penuh kepalsuan
gedung2 yg dihuni kaum munafik

tatanan negeri ini sudah hancur anakku
dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
mereka hanya bisa bersolek didepan kaca
tapi membiarkan punggungnya penuh noda
dan penuh lendir hitam yg baunya kemana2
mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan parfum luar negeri
diluar berbau wangi didalam penuh dengan bakteri
dan hebatnya sang penguasa negeri ini
pandai bermain akrobatik tubuhnya mampu dilipat2 yg akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat2

anakku apabila pedang sudah kau cabut
janganlah surut janganlah bicara soal menang dan kalah
sebab menang dan kalah hanyalah mimpi2
mimpi2 muncul dari sebuah keinginan
keinginan hanyalah sebuah khayalan yg hanya akan melahirkan
harta dan kekuasaan
harta dan kekuasaan hanyalah balon2 sabun yg terbang di udara
anakku
asalah pedang
ajaklah mereka bertarung ditengah padang
lalu tusukkan pedangmu ditengah2 selangkangan mereka
biarkan darah tertumpah dinegeri ini
satukan gumammu menjadi "revolusi"